Minggu, 12 Juli 2020

Review JMovie Wotaku no Koi wa Muzukashii

Halo semuanya, sudah lama sekali sejak aku menulis blog. Terakhir itu tahun 2013 saat aku masih SMP dan sekarang udah 2020 akunya udah mau lulus kuliah hahaha.



Langsung saja, kali ini aku mau review suatu film yang merupakan Live Action dari anime yang berjudul sama yaitu Wotaku no Koi wa Muzukashii.


Yap, Live Action ini merupakan salah satu yang ditunggu-tunggu oleh para penikmat JMovie karena anime nya sendiri cukup populer saat tayang dulu. Dan prince of Live Action kita, Yamazaki Kento,  turut andil dalam film ini. Yamaken memainkan peran sebagai si poker face yang game otaku yaitu Nifuji Hirokata.

Untuk melihat lebih lengkapnya para cast dari Movie Wotakoi. Bisa dilihat di link ini  https://mydramalist.com/30180-wotaku-ni-koi-wa-muzukashii/cast

Cerita tentang cast nya, selain Yamaken yang tentu saja sudah sensasional, ini pertama kalinya aku ngelihat Takahata Mitsuki (Momose Narumi) berakting. Sementara 4 support role lainnya, Nanao, Saito Takumi, Kaku Kento, dan Imada Mio aku udah pernah nonton drama mereka.

Oh ya, satu hal yang perlu kalian tahu, Movie Wotakoi ini musical lho. Jujur saja, aku juga kaget saat mereka pertama kali mulai bernyanyi. Dalam satu film ini saja kurang lebih ada 6 lagu yang mereka tampilkan. Udah berasa nonton movie disney hahaha.

Hayo, dari screenshot ini saja ada berapa karakter yang kamu kenali?


Hayo, ada yang rindu dengan u's?


Tapi sejujurnya aku kurang begitu suka sama adegan musikalnya. Tidak bisa dibilang jelek sih, cuman jujur saja agak sedikit aneh. Yang aku suka dari musikal ini karena cinematografi nya lumayan keren. Rasanya sudah seperti MV sungguhan. Tapi ada juga yang membuatku malah berasa aneh dan cuman bisa berpikir 'pliss jangan nyanyi lagi' karena durasiya sendiri lumayan lama. *maafkanaku*

Movie nya sendiri menurutku lumayan lucu, sebagai Live Action dari sebuah Anime. Kalian yang sudah nonton anime nya pasti akan membanding-bandingkan antara Anime dan Movie ini. Tidak salah, hanya saja sebaiknya kita berikan kategori berbeda antara Anime dan Live Actionnya.

Menurutku, Live Action Wotakoi ini berhasil memberikan orisinalitas pada movie nya. Movie ini memasukkan adegan-adegan yang tentunya tidak asing oleh para penonton anime. Seperti adegan dimana Hirotaka menyatakan perasaannya pada Narumi dan adegan dimana Narumi begadang demi menyelesaikan doujinshi yang akan ia jual di comifuro. 

Hirotaka menyatakan perasaannya pada Narumi
Namun, movie ini juga memberikan orisinalitas nya yang tidak ada di anime. Seperti adanya atasan mereka yang suka bicara dengan gagap yang diperankan oleh Sato Jiro, adanya teman kerja Hirotaka yang merupakan Seiyuu Otaku, dan ada perbedaan yang cukup menarik dimana Kabakura Taro disini merupakan atasan Narumi padahal di animenya seharusnya Kabakura kan teman kerjanya Hirotaka?

Oh iya, aku sedikit mau membahas si atasan yang suka gagap ini, peran ini dimainkan oleh Sato Jiro. Nah, yang bikin aku bingung bapak ini sering muncul di film Live Action. Contohnya saja ada di Gintama, Kaguya-sama, dan Wotakoi ini. Masalahnya, bapak ini selalu berperan seperti orang yang gagap dan sedikit sinting gitu? *maafpak* Jujur saja, aku tidak mengerti dimana yang lucu dari bapak ini, tapi bapak ini selalu muncul dan berakting seperti itu hahaha. Mungkin kalau ada dari kalian yang justru menganggap bapak ini lucu tolong komentarin aku lucunya dimana siapa tau aku bisa mulai memahami bapak ini. :) 

Bapak Sato Jiro

Dan juga untuk Kaku Kento yang memainkan peran sebagai teman kerja Hirotaka, menurutku karakternya fresh dan orisinal tapi tetap nyambung sama cerita. Hanya saja, aku lagi-lagi tidak begitu mengerti dimana bagian humornya selain tingkah nya yang agak aneh? Aku pernah melihatnya bermain di film Saiki Kusuo yang kebetulan disana beradu peran bersama Yamazaki Kento juga.  
Dan perannya juga mirip dengan saat di Saiki Kusuo dulu. Seolah-olah memaksakan humor, maaf kalau ada fans Kaku Kento disini. Mungkin kalian bisa komentarin pendapat kalian bagaimana. 

Cerita pada movie ini tentunya berfokus pada Hirotaka dan Narumi, tapi tentu saja aku tidak bisa berpaling dari karakter favoritku, yaitu Koyanagi Hanako yang dimainkan dengan sangat baik oleh Nanao. Sayang sekali Hanako tidak muncul begitu sering, tapi aku cukup puas setelah melihat cosplaynya hahaha ditambah lagi dengan musical paling akhir yang menjadi favoritku diperankan oleh Hanako. 


Cosplay nya cakep banget >///<
Singkat cerita, ending pada movie ini berbeda dengan anime nya. Disini, Hirotaka malah mencemplungkan diri ke dunia anime. Semata-mata agar obrolannya bisa lebih nyambung ke Narumi yang merupakan seorang otaku anime. Narumi yang otaku anime tapi ga mau pacaran dengan otaku anime malah jadi ilfeel sendiri hahaha. 

Lihat Yamaken begini engga banget wkwk
Hirotaka yang memaksakan diri di dunia anime lama-lama capek, karena dia sendiri juga ga begitu suka anime. Dan alhasil dia menyerah sendiri. Narumi pun akhirnya sadar kalau selama ini dia terlalu berkecimpung pada khayalannya dan seperti tidak begitu memperhatikan Hirotaka. Alhasil Narumi menyadari kesalahannya dan mereka bahagia bersama-sama. 


Rating dari aku sendiri untuk movie ini adalah:
Story                  : 8 (yah genre ini memang favorit aku sih haha)
Acting/Cast       : 10 
Music                : 7
Rewatch Value  : 5

Overall              : 7,5

Hayo kalau ada yang punya pendapatnya boleh komen di bawah ya~











2 komentar:

  1. Setuju sama review nya haha, meskipun lumayan menarik ceritanya tp menurut saya durasi musikalnya terlalu lama. Untuk aktingnya saya akui bagus, yg sangat disayangkan dari live action ini adalah kenapa hanako nya jdnya ga kenal dengan narumi, pdhal salah satu yg bikin ceritanya seru itu hubungan pertemanan mereka. Selain itu, nao yg merupakan karakter adiknya hirotaka juga tidak ada T_T
    Tp overall lumayanlah meskipun belum memenuhi ekspektasi, atau mungkin karena ekspektasi saya terlampau tinggi haha

    BalasHapus
  2. Oiya untuk bapak yg aktingnya gagap itu saya jg tidak menemukan letak lucunya dimana haha.. mungkin ini terjadi karena adanya perbedaan budaya antara budaya kita dengan orang jepang, sehingga yg mereka anggap lucu menurut kita tidak.

    BalasHapus